another heaven called love chapter 1
BAB 1
Sudah jam hampir jam 9
malam dan seperti biasa lita berjalan santai di parkiran sambil menenteng tas
kerja hitam miliknya sambil memasukan tangannya ke dalam saku coat berwarna krem yang di pakainya dan
dia menghampiri mobilnya dan membuka pintunya dan dia lihat ada pria yang
berjalan menuju mobil BMW berwarna putih yang di parkirkan bersebrangan dengan
mobilnya.
Pria itu duduk di kap
mesinnya dan menatap lita dan lita memasukan tasnya ke dalam mobil lalu dia
duduk di kap mobilnya sambil merapatkan coat yang di pakainya dan mereka saling
menatap satu sama lain dan pria itu mulai tersenyum tipis “are you tired?” bisik pria itu pada lita.
meski bersebrangan lita
masih bisa membaca gerak bibir pria itu dan lita mengangguk “you? You look so busy today” balas bisik
lita pada pria di depannya dan pria itu mengangguk.
“what you want to eat for your lunch tomorrow?” tanya pria itu dan
lita langsung berpikir “Japanese, karage
or Korean spicy chicken” ujar lita berbisik dan pria itu mengangguk dan
mereka saling diam dan hanya memandang satu sama lain hingga mata lita mulai
berkaca-kaca dan pria itu menahan diri untuk tidak memeluk lita “wanna go out with me?” tanya pria itu
berbisik dan lita terkekeh sambil menahan tangisannya dan dia mengangkat
tangannya dan menunjukan cincin yang tersemat di jemarinya “I’m married, boy” bisik lita dan pria
itu juga mengangkat tangannya “I’m
married too, girl” bisik pria itu dan mereka berdua sama-sama terkekeh.
Mereka saling menghabiskan waktu dengan saling
memandang dan berbisik sambil duduk di kap mobil masing-masing dan sudah jam 9 lewat
dan lita turun dari kap mobilnya dan melemparkan permen kopi pada pria itu “aku
pulang duluan ya” pamit lita dan pria itu mengangguk dan mereka masuk ke dalam
mobil masing-masing dan lita menyalakan mesin lebih dulu dan pergi meninggalkan
parkiran lebih dulu.
Hampir jam 10 malam
lita sampai rumahnya dan begitu dia pulang lampu-lampu rumah sudah padam dan
dia segera masuk ke kamarnya dan dia segera mandi dan pakaian lalu dia
melakukan skincare malam nya seperti biasa lalu tidur di sebelah suaminya yang
sudah terlelap lebih dulu, sebelum tidur dia mengecek ponselnya dan menyiapkan
pakaian untuk besok bekerja.
Keesokan harinya jam 4
kurang lita sudah bangun dan dia memutuskan untuk berolahraga dulu menggunakan
treadmill dan di lanjut dengan sepeda statis lalu dia mandi setelah itu dia
berpakaian dan merias wajahnya lalu dia lihat suaminya bangun dan langsung
masuk ke kamar mandi lalu dia menyiapkan pakaian untuk suaminya dan dia membuat
kopi dan meminumnya sambil mengecek e-email di dapur. “pulang jam berapa
semalam?” tanya suaminya sambil mengambil piring sarapan yang sudah di siapkan
lita.
“10an kayaknya,
kenapa?” ujar lita sambil mencuci gelas bekas minum kopinya “mulai sekarang aku
yang antar jemput ya takutnya kamu ngantuk karena pulang malam terus, bahaya
apalagi mobilmu matic takutnya nge-loss” ujar suami lita dan lita menggelengkan
kepalanya “gak usah, aku gak suka ribet” ujar lita dan suaminya menatapnya
bingung “ribet dari mananya?” tanya suaminya sambil mendorong jauh piringnya.
“ya itu, di anterin dan
di jemput.ribet” ujar lita sambil memakai coatnya
dan dia mengoleskan sunscreen ke punggung tangannya hingga pergelangan tangan
“kok ribet sih, bukannya enak kamu bisa santai dan let me drive you” ujar suaminya lita dan lita mengambil high heels
nude miliknya dan memakainya “itu ribet dan aku gak suka, dah ya aku berangkat”
ujar lita dan dia hanya sempat melambaikan tangan ke arah suaminya dan dia
pergi ke carport dan masuk ke dalam
mobilnya dan dia mulai menjalankan mobilnya dan menuju kantor.
Di perjalanan dia
sempat top up e-toll dan begitu tiba di kantor yang masih sepi belum karyawan
yang datang lita mengerjakan tugas kuliah online yang di dapatkannya dari
unibersitas ternama dari luar negeri yang membuka kelas online dan dia
menyelesaikannya dalam waktu singkat setelah itu dia menikmati paginya duduk di
dekat jendela sambil melihat keluar dan melihat jalanan yang mulai ramai.
Tiba-tiba rambutnya di
pegang dan lita menoleh ke belakangnya dan dia lihat pria dengan mobil BMW
itulah yang memegang rambutnya dan dia tersenyum “morning” sapa lita dan pria itu mengusap pipi lita “morning, kamu bawa sisir sama kuncir
gak?” tanya pria itu dan lita mengangguk “bawa,kenapa?” ujar lita “bawa ke
ruanganku ya” ujar pria itu dan lita mengangguk dan pria itu pergi ke
ruangannya dan tak lama lita menyusul sambil membawa pouch make upnya lalu pria
itu meminta lita untuk duduk di sofa dan lita menurut.
Lalu pria itu mengambil
sisir dan kuncir dari tangan lita dan mulai menyisiri rambut lita lalu dia
mengepang rambut lita dan mengikatnya dengan kuncir rambut, “rambutmu bagus
kalau di gerai Cuma kamu makin keliatan cantik aku gak suka liatnya kamu makin
cantik” ujar pria itu dan lita terkekeh “lucu, tapi kepang bikinan mu bagus lho
gak terlalu longar tapi juga gak terlalu kenceng. Pengalaman ya?” ujar lita dan
pria itu menggelengkan kepalanya “semalam liat tutorialnya di internet” ujar
pria itu dan lita tersenyum sambil memegang rambutnya yang di kepang.
“did you know why I never walk out with you?” ujar lita sambil
merapikan anak rambutnya dan pria itu duduk di berhadapan dengan lita “no, you never tell me why” ujar pria itu
dan lita mengambil mascara dari pouch make up nya “you have daughter and I don’t break her heart, I never wonder how if it
happened to me, how broke I am when I know my father have another woman”
ujar lita pelan tapi air matanya mengalir dan pria itu menyentuh tangan lita
yang terus mengaplikasikan masacara.
“I don’t want to broke your son heart too, dear” ujar pria itu dan dia menghapus air matanya
dan lita tersenyum tipis “at least he
died before we become more closer and he’s not in pain anymore” ujar lita
sambil menutup mascaranya dan memasukannya ke dalam pouch make up miliknya dan
pria itu memasangkan kalung berbahan dasar mas putih dengan liontin berbentuk
asronot kecil “ingin berkunjung ke makamnya? Aku bilang akan pulang larut malam
ini” ujar pria itu dan lita menyentuh liontin di lehernya dan tersenyum tipis
“dia salah satu alasanku bergabung ke perusahaan ini” ujar lita dan pria itu
mengangguk “ya, kau menuliskannya dan menyebutkannya saat interview dulu” ujar
pria itu dan lita mengangguk
Setelah puas lita
kembali ke mejanya dan mulai bekerja dan meeting baik online maupun offline,
malamnya hujan turun dengan deras dan lita menikmati segelas kopi di café di
lobby kantor dan pria itu, pria yang di beri nama another heaven oleh lita, pria beristri yang menyayanginya, pria
yang menjadi pelindungnya dan tempatnya berkeluh kesah. “lho pak andreas sama
bu lita belum pulang?” tanya petugas keamanaan yang rutin memeriksa setiap
lantai seusai jam pulang kantor sambil memastikan serta mendata ulang siapa
yang lembur.
“iya pak, masih hujan
deras” sahut lita dan petugas itu mengangguk dan andreas memberikan roti dengan
krim kacang almond serta segelas kopi kepada petugas itu “buat ganjal perut
malam ini” ujar andreas dan petugas itu berterima kasih dan pamit pergi untuk
memeriksa bagian lain, “what wrong?”
tanya lita pada andreas yang dari tadi terlihat gusar “you can go home first, I can come there alone, by myself” ujar
lita dan andreas menggelengkan kepalanya “aku merasa kurang tampan untuk our first unplanned date” ujar andreas
dan lita terkekeh sambil menggosokan kedua telapak tangannya di gelas kopi yang
terasa hangat “lucu banget¸but did we
ever go date before?” ujar lita dan andreas terkekeh “semua 30 menit yang
kita habiskan di parkiran kantor adalah kencan bagiku” ujar andreas dan lita
terkekeh tanpa menatap andreas dan tiba-tiba ponsel milik mereka berdua
berdering dan mereka saling bertukar tatap “home” jawab mereka bersamaan dan di
angguki Bersama dan mereka mengambil ponsel mereka dan menjauh dari satu sama
lain dan menjawab panggilan masuk yang mereka beri nama ‘home’.
Comments
Post a Comment