lanjutan bab 11 DARK

 devan menatapku tajam begitu mendengarku memintanya mengakhiri hidupku dan anakku dan dia mencekikku dan meletakan ujung pisau lipatnya tepat di dadaku

sontak nafasku memburu selain karena di cekik aku merasa begitu ngeri saat aku bisa merasakan ujung pisau itu yang dingin karena besi dan devan dengan 

santai meletakannya di dadaku dan dia terus mencekikku "mati ya, kamu ingin mati bersama putrimu itu dan meninggalkanku" ujar devan dan dia menghentakan

kepalaku ke tembok beberapa kali sambil tetap dalam posisi mencekik.

di ambang-ambang akhir dia melepaskan cekikannya dan aku langsung terjatuh lemas dan terbatuk-batuk dan aku menghirup oksigen yang bisa aku hirup dalam-

dalam dan devan berjongkok di depanku lalu menusukan pisau lipatnya di kakiku sontak aku berteriak dan menangis dan devan menusuknya semakin dalam dan di 

satu sisi aku bersyukur dia hanya menusuknya lebih dalam bukan sambil di putar seperti terkoyak yang tentu saja akan membuatku cacat dan pemulihannya akan sangat lama.

lalu aku lihat devan menghampiri nira dan dia mengambil bantal lain yang aku letakan di dekat kaki nira dan dia menoleh dan menatapku yang sedang kesakitan

dan dia tersenyum sekilas dan dia menekan bantal itu ke wajah nira yang tentu saja sudah sangat jelas menghalangi jalur nafas nira dan menghalau pasokan

oksigen dan untuk anak seumur nira sudah jelas pasti akan mati kehabisan nafas dalam waktu singkat dan aku menjerit memintanya berhenti namun aku juga tidak

kuasa menahan rasa sakit di kakiku dan darah sudah keluar kemana-mana dan membasahi diriku dan lantai.

aku pun pingsan dan di dalam hati aku berharap yang terbaik untuk nira.






























jeng..jeng..jeng


deg..deg..deg


mohon maaf semuanya, harap bersabar nanti kita lanjut lagi ya author ngantuk berat dan sudah tidak kuat lagi mengetik

Comments

Popular posts from this blog

usque in finem: the truth behind the perfect (EXTRA CHAPTER)

DARK (aira pov)