another heaven called love chapter 3
BAB 3
“papi, kemaren nana ulangan haringan terus dapat nilainya
bagus dong” ujar anak perempuan dengan rambut yang di kepang dan ikat rambut
berwarna merah dengan aksen bola kecil berwarna senada dengan karetnya
“wah hebat mata pelajaran apa nak?” tanya seorang ayah
sambil merapikan pakaian anaknya “MTK, pi. Nana ikutin cara hitung yang biasa
papi ajarin jadinya gampang deh” uajr anak itu dengan ceria dan pria yang di
panggil papi tersenyum dan menggusap kepala putrinya
“hebat anak papi, pamit dulu sana sama mimi” ujar pria itu
dan anak bernama nana itu mengangguk dan pria itu mengambil ransel putrinya dan
tas mini berisi bekal dan air botol lalu dia masukan kedua ta situ ke dalam
mobil dan tak lama anaknya datang dan langsung masuk ke dalam mobil dan dia
melihat ke arah pintu rumah dimana istrinya berdiri menatapnya dan dia bingung
harus bagaimana dan akhirnya dia hanya tersenyum tipis dan masuk ke dalam
mobil.
Di perjalanan ayah dan anak itu menyanyi Bersama lagu
kesukaan mereka dan begitu tiba di depan sekolah nana mengambil tasnya dan
pamit pergi sekolah pada ayahnya dan mereka sempat bertukar flying kiss lalu setelah putrinya masuk
ke dalam sekolah pria itu melajukan mobilnya menuju kantor.
Di perjalanan yang macet dia melihat pantulan dirinya di
cermin dan menghela nafas berat dan begitu tiba di kantor dia melihat ke arah
satu meja dimana biasanya wanita yang kasihinya berada tapi ini sama sekali
tidak ada tanda keberadaannya bahkan aroma parfumnya pun tidak ada dia pun
masuk ke dalam ruangannya dan menyalakan computer dimana gambar latarnya adalah
seorang anak laki-laki yang tengah memegang balon sambil memakai atribut
layaknya seorang asronot.
“boy, I love your
mother I’m sorry to disappointed you” lirih pria dengan papan nama di meja
bertuliskan andreas
Seharian ini andreas bekerja di ruangannya dan dia
benar-benar sedang fokus karena sedang membuat sebuah rancangan bangunan yang
nantinya akan di jadikan sebuah galeri besar dan mewah hingga menjelang waktu
pulang dia keluar sambil menenteng tas kerjanya yang berbahan dasar kulit
berwarna kecoklatan dengan model klasik berkelas, dia melihat ke arah meja yang
sama yang tadi pagi dia perhatikan hingga salah satu karyawannya yang hendak
pulang pun lewat “eh ardi, maaf saya mau tanya itu lita kemana ya?” tanya
andreas dan ardi menatap meja lita.
“mba lita tadi izin pak sakit katanya eh tapi soal laporan
dan design interiornya sudah siap pak mba lita tadi kirim via email jam 3” ujar
ardi yang menyadari kemungkinan besar bosnya khawatir akan laporan dan design
terkait project mereka yang di urus oleh lita dan andreas mengangguk “ya udah
makasih ya ,di” ujar andreas dan ardi mengangguk dan pergi meninggalkan bos nya
itu.
Untuk pertama kalinya dia lemas saat pulang dan saat tiba di
parkiran dia duduk di kap mobilnya sebentar sambil mengecek ponselnya dan
mengirimkan lita beberapa pesan yang belum di baca juga.
Di perjalanan pulang andreas mampir membelikan fast food via
drive thru untuk anak dan istrinya dan begitu dia pulang dia lihat istrinya
tengah menemani putrinya membaca buku ensiklopedia “nana, burger double
cheesenya nih” ujar andreas dan nana mengambil plastic karton itu dan mulai
memakannya sambil membaca buku enslikopedianya.
“aku bawain kamu waffle kesukaanmu” ujar andreas pada
istrinya dan istirnya mengambilnya dan memasuknnya ke dalam kulkas “nana, habis
makan langsung minum ya biar gak jadi radang terus sikat gigi dan bobo” ujar
istrinya sambil menatap putrinya dan istrinya pun pergi ke kamarnya dan andreas
duduk di sebelah nana yang masih sibuk membaca sambil makan “gimana tadi
sekolahnya?” tanya andreas “biasa aja,pi” sahut nana sambil mencomot kentang
gorengnya dan andreas tersenyum dan mencium pucuk kepala nana “papi mandi dulu
ya papi bau soalnya” ujar andreas dan nana terkekeh “papi jorok ihh bau” ujar
nana sambil berlagak menutup hidungnya sendiri.
Begitu sampai di kamar andreas yang tengah membuka baju
melihat istrinya yang sedang duduk sambil memegang ipad dan andreas pun memilih
untuk segera mandi dan berpakaian di sela-sela mandinya dia memikirkan kondisi
lita, jujur saja dia sangat khawatir karena lita selalu membalas pesannya tapi
kali ini tidak, bila sakit kenapa begitu tiba-tiba. Apakah dirinya kelelahan?
Atau ada masalah dengan suaminya?
Begitu selesai andreas keluar dari kamar mandi dia lihat
istrinya tengah memegang ponselnya sambil duduk di tepi Kasur “wanita itu
sakit?” tanya istirnya dan andreas mengangguk “iya” ujar andreas dan jujur
jantungnya berdegup kencang dan kepalanya nyut-nyut dan dia lihat istirnya
terus meng-scroll layer ponselnya.
“wanita itu memiliki putra, seumur nana” ujar istirnya dan
andreas yang duduk di kursi yang agak jauh dari istirnya menganggukan kepalanya
“beda setahun dari nana tepatnya” ujar andreas dan istirnya menghela nafas “apa
kamu memilih dia karena dia bisa kasih kamu anak lagi, apalagi laki-laki” ujar
istirnya dan andreas menggelengkan kepalanya “jika itu alasannya maka aku dan
dia sudah tidur Bersama setiap ada
kesempatana tapi selama ini kami bahkan tidak pernah lebih dari berpelukan”
ujar andreas.
“kamu deket banget ya sama anaknya sampai banyak foto-foto
kalian berdua” ujar istirnya dan andreas mengangguk “iya” sahut andreas dan
istrinya memutar sebuah video dimana andreas tengah bermain dengan anak
laki-laki di sebuah wahana permainan “kalian bahkan pergi ke taman bermain,
pakai topi samaan, makan Bersama” ujar istrinya “nata yang minta ke taman
bermain itu karena belum pernah dan mamanya sibuk” ujar andreas sambil
mengngat-ingat semua memori itu.
“dimana wanita itu tinggal?” tanya istrinya dan andreas
menggelengkan kepalanya “aku gak tahu, tapi jauh kata anak-anak divisi” uja
andreas dan istrinya menatap foto dimana suaminya sedang menggendong anak
laki-laki di bahunya sedangkan tangan satunya menggandeng tangan seorang wanita
yang tengah hamil.
“dia hamil” ujar istirnya dan andreas memejamkan matanya
begitu sebuah memori buruk masuk ke dalam ingatannya “iya, tapi keguguran” ujar
andreas sambil menunduk dan menghapus air matanya “anak kamu?” tanya istirnya
dan andreas menggelengkan kepalanya “bukan, aku sumpah demi tuhan gak pernah
nyentuh dia kayak gitu” ujar andreas dan istirnya menangis “kalian bahkan pakai
baju kembaran seperti keluarga, wanita itu juga-“ ujar istrinya terjeda karena
pintu kamar mereka di ketuk
Andreas pun membuka pintu dan dia lihat nana tampak sedikit
ketakutan “kenapa nak” tanya andreas sambil berlutut dan mengusap kepala dan
bahu nana “ada yang nyariin papi di bawah katanya kalo di tanya siapa bilang
aja lita” ujar nana dan andreas merasa kaku di tempat dan dia melihat ke
belakang di mana istrinya tengah menahan air matanya “nana, yakin Namanya lita”
ujar andreas dan nana mengangguk “iya om nya yang bilang lita gitu” ujar nana
dan andreas tahu ada yang salah di sini.
“ya udah, nana di sini ya sama mimi papi temui dulu
orangnya” ujar andreas dan nana pun masuk ke dalam kamar orang tuanya dan
segera naik ke Kasur dan memeluk miminya sedangkan andreas membuka laci mejanya
dan mengeluarkan pistol dan meletakannya di pinggang belakangnya dan dia pun
keluar dari kamarnya dan menutup pintunya dan dia pun melihat dari jendela ada
pria yang menunggunya di luar dan andreas memantapkan diri menemui pemilik sah
dari kekasihnya
“ada yang bisa di bantu” ujar andreas sambil memegang gagang
pintu dan menahannya agar tetap setengah terbuka “kamu yang Namanya andreas”
ujar pria yang mengatakan pada nana bahwa dirinya adalah lita dan andreas
mengangguk “iya, ada apa ya?” tanya andreas dan pria itu menyerahkan sebuah
kalung berbandul asronot kecil “jauhin istri saya” ujar pria itu lalu dia pergi
setelah mengembalikan kalung itu pada andreas dan andreas segera naik ke
kamarnya dan mengambil ponsel serta kunci mobilnya dan dia segera menelpon lita.
Di dering ke 5 panggilannya di jawab dan andreas sudah masuk
ke dalam mobil
“halo, lita kamu baik-baik aja kan” ujar andreas panik dan
terdengar tarikan nafas berat di sebrang sana
“maaf” ujar lita
dan telponnya di matikan dan andreas menggengam erat kalung berbandul asronot
itu dan dia segera meminta asistennya untuk mengirimkan alamat rumah lita namun
ternyata setelah di cari tahu alamat yang lita masukan adalah alamat makam
putranya dan andreas pun pergi ke makam putranya lita dan sampai di sana dia berharap
bertemu dengan penjaga makam namun tidak ada yang terlihat dan dia pun berjalan
kaki menuju makam putranya lita.
“hei boy, I’m scared
please take care your mom and show me where she is” ujar andreas dan dia
mengusap batu nisan putra lita dan menggantungkan kalung itu ke pot bunga yang
di tanam di bagian tengah makam “it’s
belong to your mom, keep it safe for me” ujar andreas dan dia pergi dari
makam itu
Saat mau masuk ke dalam mobil dia melihat bapak-bapak tua
yang sedang mendorong bak sampah “permisi pak mau tanya” ujar andreas dan
bapak-bapak itu mengangguk “mau tanya apa pak?” ujar bapak itu “bapak tahu
rumah orang tua dari anak yang di makamnya ada gambar asronot?” tanya andreas
“oh bu lita” ujar bapak itu dan andreas menganggukan kepalanya “masih jauh pak
dari sini dia ada di jalan primadana” ujar bapak itu dan andreas mengangguk
“makasih ya pak” ujar andreas dan bapak itu mengangguk “mau nengokin ya?” tanya
bapak itu dan andreas terdiam tapi tak lama menganggukan kepalanya “semalaman
si ibu di sini sampe subuh saya kaget tahu-tahunya udah menggigil panas tinggi”
ujar bapak itu.
Di perjalanan andreas berharap lita baik-baik saja,
katakanlah dirinya berlebihan tapi memang dirinya sekhawatir itu.
Sedangkan di sisi lain, lita tengah terbaring lemah di
kasurnya dan dia merasa haus dan matanya terasa panas dan bengkak, dia pun
mengusap wajahnya hingga ke leher dan dia kaget begitu menyadari kalungnya
tidak ada dan dia mencarinya di Kasur dan di seluruh kamar dan penjuru rumah.
Nafasnya memberat dan kepalanya berdenyut keras dan dia mendengar pintu rumah
di buka “kamu ngapain? Bukannya tidur” ujar suaminya dan lita menggelengkan
kepalanya “kamu lihat kalungku gak?” tanya lita dan suaminya menghela nafas.
“sudahlah cari kalungnya nanti aja kamu mending istirahat
dulu aja” ujar suaminya dan lita masih sibuk mencari kalungnya dan suaminya
yang kesal langsung memegang kedua bahu lita “berhenti, itu Cuma kalung dari
pria lain, SELINGKUHAN KAMU” bentaknya dan lita yang pusing menggelengkan
kepalanya “ini bukan siapa yang kasih tapi liontin kalung itu bentuknya
asronot, cita-cita nata mau jadi asronot” ujar lita.
Sedangkan di luar sana sebuah mobil BMW baru saja tiba dan
si pengemudi segera mematikan mesinnya dan menelpon nomor lita dan berdering
hanya saja tidak di angkat sedangkan di dalam rumah lita mendengar ponselnya
berdering dan dia segera mengambil ponselnya namun sudah lebih dulu di rebut
oleh ghatam.
“now what” lirih
lita begitu melihat ghatam mengambil ponselnya dan mengeluarkan kartu sim nya
dan mematahkannya “aku sudah kirim surat resign untuk kamu ke kantor dan mulai
hari ini kamu di rumah aja” ujar ghatam sambil melempar asal ponselnya dan lita
menggelengkan kepalanya “bisa gila aku di rumah ini seharian” ujar lita dan
ghatam menghampiri lita dan mengcengkram kedua lengannya.
“aku, aku ini masih sanggup nafkahin kamu dan penuhin semua
kebutuhan kamu jadi stop kerja” ujar ghatam dan lita menjauh dari ghatam dan
dia mengambil cardigan rajut miliknya dan tas nya serta kunci mobilnya “sudah
paling bagus kita cerai aja dari pada saling nyakitin kayak gini” uajr lita dan
ghatam langsung berdiri menghalangi pintu dan menahan lita agar tidak pergi.
“mau kamu tuh apa sih sebenarnya?” tanya ghatam dan lita
berdecak “kita pisah that’s it” sahut
lita sambil mengambil flat shoesnya dan ghatam terkekeh “cerai terus kamu bisa
pergi sama selingkuhan kamu itu gitu kan rencana kamu” ujar ghatam dan lita
menggelengkan kepalanya “kalo itu yang aku mau maka aku udah pergi sama dia
sejak lama” ujar lita dan dia keluar dari rumahnya dan segera masuk ke mobil
dan pergi.
Tak jauh di belakangnya andreas mengikuti lita yang
berkendara dan dia segera mengaktifkan mode pesan yang terhubung ke mobil lita,
oh perlu di ketahui mobil yang andreas dan lita gunakan adalah produksi eropa
dan menggunakan teknologi eropa sehingga terdapat banyak fitur-fitur yang
menarik yang belum di miliki oleh mobil asia lainnya, salah satunya fitur pesan
dan kendali jarak jauh.
I’m on your back, stay
on your line. Follow me
Pesan tersebut muncul di screen mobil lita dan lita mengecek
pengirimnya dan begitu mengetahui pengirimnya dia melihat ke spion dan melihat
ada BMW yang mengikutinya dan dia mengenal pemilik mobil itu.
Akhirnya, mobil BMW itu mendahuluinya dan menggiringnya menuju
sebuah perumahan mewah di daerah Sentul dan mereka berhenti di depan sebuah
rumah yang ada di hook dan melihat dari luasnya rumah itu menempati 3 kavling.
Andreas keluar dari dalam mobil dan segera membuka pintu mobil lita dan dia
melihat lita melemas dan hampir tidak sadarkan diri dan dia segera melepas
seatbealt lita “darl, stay with me I will call doctor” ujar
andreas dan dia menggendong lita dan membawanya masuk ke dalam rumah tersebut.
Rumah yang di beri sebutan safe house.
Malam itu untuk pertama kalinya banyak hal yang tidak pernah
terjadi menjadi terjadi untuk pertama kalinya.
Comments
Post a Comment